Senin, 24 November 2008

BERITA

Tiga Tumbal Lahan Golf


Tiga oknum pejabat Pemkab Nunukan ditahan kejaksaan dengan sangkaan korupsi pembebasan lahan untuk proyek lapangan golf Nunukan. BUPATI Abdul Hafid Achmad belum terlihat salah tingkah. Masih biasa saja, tetap tenang duduk di kursi goyang dalam ruangan berhawa sejuk dan nyaman. Bahkan, ketika geger penangkapan dan penahanan tiga oknum pejabat Nunukan yang disangka korupsi dalam kasus pembebasan lahan di depan gedung kantor Bupati Nunukan sendiri, Hafid pun seolah tak terusik.
Persoalannya – cepat atau lambat -- penangkapan dan penahanan tiga pejabat itu akan menyeret dirinya sendiri. Minimal Hafid sebagai saksi yang akan dimintai keterangan oleh tim penyidik. Ini terkait posisi Hafid selaku ketua ‘Tim Sembilan’ yang membebaskan lahan yang ternyata tanah milik negara seluas 63 hektar dengan nilai Rp 7 miliar itu.
Hafid memang belum diperiksa karena kejaksaan tak mau gegabah. Ada prosedur yang harus dilalui, yakni ijin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). ‘’Itu benar. Kami masih menunggu turunnya ijin Presiden SBY, baru bisa melakukan pemeriksaan Bupati,’’ ucap Kajari Nunukan, Suleman Hadjarati, ketika menjawab BONGKAR! seusai menahan tiga tersangka yang semuanya anggota tim pembebasan lahan itu, Senin, 3 November 2008
Siapa mereka itu? Dialah H Darmin Jumadil, Simon Sili, dan Arifuddin. Darmin adalah Kepala Badan Pertahanan Nasional (BPN) Nunukan, Simon sebagai Bendahara Setkab Nunukan, dan Arifuddin, mantan Lurah yang menjadi Pj Camat Nunukan Selatan. ‘’Semula, mereka itu hanya sebagai saksi, tapi setelah dilakukan pengembangan penyidikan lebih dalam, maka statusnya sudah resmi menjadi tersangka,’’ timpal Kajari Suleman.
Isu penahanan para tersangka sendiri sudah merebak sejak awal Oktober 2008. Hanya saja, ketika dua kali pemanggilan dilakukan kepada mereka, beberapa tersangka tak datang. Kesannya mereka kurang kooperatif, cenderung berusaha menghindar dengan mencari-cari alasan.
Digaruknya Darmin, Simon dan Arifuddin berarti menambah deretan pejabat yang diduga menggerogoti uang negara di Nunukan. Sebelumnya, kejaksaan menahan dan memproses Hasan Basri dan Toyib Budiharyadi. Bahkan, kedua pejabat Bapedalda Nunukan itu sudah diadili di PN Nunukan dengan dakwaan korupsi pembuatan Amdal fiktif senilai Rp 1,6 miliar.
Sumber BONGKAR! sendiri menyebut, ada sederet pejabat Nunukan lainnya yang mungkin sudah dag dig dug. Sebutlah misalnya Supardi Darmin yang diduga korupsi di Dispenda lebih kurang Rp 1 miliar. Lantas kisruh pengadaan bibit jagung senilai Rp 7 miliar di dinas pertanian, satu pejabat pengairan, dua pejabat Cipta Karya, satu pejabat di Bina Marga dan tiga orang pengusaha beken di Nunukan.
Apa Darmin dkk saja yang seolah menjadi ‘tumbal’ kasus pembebasan tanah negara untuk lapangan golf itu? Kajari sendiri tersenyum tanpa komentar. Namun, bisik-bisik aparat penegak hukum itu mengisyaratkan masih ada puluhan pejabat lain yang patut diduga korupsi. Artinya, tidak hanya dalam kasus pembebasan lahan yang disebut-sebut bakal menyeret Bupati Hafid, melainkan juga dalam kasus-kasus korupsi lainnya.
Isu santernya bakal ada pula tersangka lain. Siapa dia? Pasalnya, penyidik sendiri masih mengorek keterangan Rahmadji Sukirno, mantan Camat Nunukan yang bukan tidak mungkin bakal tersangka. Begitu pula salah satu pengusaha berinisial AW. Rahmadji dan pengusaha AW pun termasuk dalam ‘Tim Sembilan’ yang diketuai Hafid.
Geger penangkapan dan penahanan Darmin dkk memang merebak sangat cepat di seantero Nunukan. Maklum, ibukota kabupaten paling utara Kaltim itu relatif kecil dibanding ibukota kabupaten dan kota lainnya seperti Tanjung Redeb (Berau), Balikpapan, Samarinda, dan lainnya.
Sejauh ini penyidik belum menyebut modus operandi atau cara kejahatan korupsi mereka. Namun, penahanan Darmin dkk yang sebelumnya ditangkap di kediamannya, lantas dimasukkan ke mobil tahanan kejaksaan itu, sempat menjadi tontonan berbagai kalangan masyarakat Nunukan.
Mereka pun mencibir. Ada yang prihatin bercampur sedih, tapi tidak sedikit pula yang gembira ketika melihat gebrakan serius kejaksaan dalam membasmi para koruptor. ‘’Kami salut dengan kinerja kejaksaan. Biar para pejabat di Nunukan tahu, kalau semua warga negara itu sama di mata hukum. Tidak ada seorang pun warga yang kebal hukum,’’ gumam Darto, salah satu warga Nunukan kepada BONGKAR! Benarkah Darmin dkk hanya ‘tumbal’ lahan golf itu? ***

Tidak ada komentar: